Makassar, Tribun - Setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks (kanker mulut rahim) tanpa terkecuali. Makanya, perlu melakukan pencegahan dini agar terhindari dari penyakit mematikan ini.
Demikian disampaikan dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS pada seminar nasional kesehatan reproduksi perempuan dengan tema Deteksi Dini Kanker Serviks yang digelar Adyakasa Supporting House di Ballroom Diamond, Mal Panakkukang, Makassar, Sabtu (5/12).
Kanker serviks memiliki risiko paling tinggi. Setiap dua menit perempuan meninggal karena kanker ini dan menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia dibanding kanker-kanker yang lain. Kanker serviks sudah disandingkan dengan penyakit jantung.
"Kalau sudah kena kanker mulut rahim, maka hidup akan sengsara. Untuk mengobatinya pun membutuhkan biaya yang sangat banyak. Jadi, sebaiknya cegah sejak dini," kata dr Boyke.
Kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) yang bersifat onkogenik. Ada dua tipe HPV yaitu 16 dan 18 bersama-sama menyebabkan 71 persen kasus kanker serviks.
Diperkirakan sekitar 80 persen perempaun akan terinfeksi HPV semasa hidupnya dan 50 persen diantaranya akan terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks. HPV dapat ditularkan melalui hubungan sesksual dan lainnya.
Kebanyakan infeksi awal HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejalah sedikitpun, sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari.
"Itulah makanya, sebaiknya para wanita menjalani papsmears yang dilakukan minimal enam bulan sekali atau sekarang ada popsnet, dengan teknologi komputer. Ini bisa dilakukan dua tahun sekali, untuk menteksi dini kanker serviks," katanya.
Apabila kanker serviks sudah mengalami stadium lanjut, maka akan menimbulkan gejala seperti pendarahan setelah senggama, pendarahan spontan, timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau, nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil, serta nyeri saat berhubungan seksual.
Kanker serviks berkaitan dengan pola hidup. Jadi pencegahannya adalah menjalani hidup sehat, deteksi dini, dan vaksinasi.
Dengan deteksi dini, maka kemungkinan untuk sembuhnya sampai 100 persen. Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan.
Selain itu, dengan vaksinasi yang merupakan pencegahan primer untuk mencegah terjadinya infeksi HPV 16 dan 18 yang menyebabkan 71 persen kasus kanker serviks.
Melalui vaksinasi, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV 16 dan 18. Juga memberikan perlindungan silang terhadap infeksi HPV lainnya
Vaksinasi sebaiknya diberikan sedini mungkin dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Himpunan Onkologi-Ginekologi Indonesia (HOGI). Vaksinasi bisa diberikan pada usia 9-55 tahun.
Vaksin dilakukan dalam tiga tahap pemberian melalui suntikan yaitu bulan ke-0, dilanjutkan lagi pada bulan pertama atau kedua, dan dilakukan lagi pada bulan ke-6.(apriani landa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar